Sebagai gambaran singkat, masyarakat Barcelona saat itu didominasi pemeluk agama Katolik. Tak heran jika ada aturan tak tertulis, selain orang Katolik tidak boleh bermain sepak bola. Padahal, di daerah itu sudah lama tinggal warga Muslim, Kristen Protestan, dan Yahudi. Namun, mereka dianggap orang asing yang diperlakukan berbeda. Alhasil, sepak bola masih sangat eksklusif. Olahraga ini akhirnya tak begitu berkembang.
Berbagai ide pembentukan tim sepak bola sering terlontar, tapi tak pernah terealisasi. Maklum, jangankan membentuk tim, aturan-aturan sepak bola pun belum banyak yang tahu secara persis dan lengkap.

Butuh kehadiran seorang koresponden surat kabar dan pebisnis bernama Joan Gamper untuk melahirkan klub sepak bola. Orang Swiss ini sangat maniak olahraga, terutama sepak bola. Saat datang ke Barcelona pada Oktober 1898, motivasi utamanya urusan bisnis. Tapi, akhirnya dia malah menghabiskan waktu bermain sepak bola.
Semula dia hanya menyalurkan hobi, bermain di jalanan Kota Barcelona bersama para pemain lokal. Gamper prihatin, banyak peminat sepak bola, tapi hanya sedikit yang tahu teknik. Maka, dia cepat populer karena punya kemampuan bermain lebih dibanding kebanyakan orang. Maklum, Gamper memang sudah doyan bermain sepak bola sejak di Swiss.
Karena besarnya animo itu, muncul gagasan Gamper untuk membentuk klub sepak bola. Pikirnya, Barcelona menjadi tempat yang subur untuk sepak bola, kenapa tidak membentuk sebuah klub. Apalagi, semangat berolahraga warga di sana sangat kuat.
"Sepintas sederhana membentuk klub sepak bola. Tapi, faktanya sangat sulit. Masih banyak perbedaan di tengah masyarakat," kata Gamper kala itu.
Kolaborasi Multietnik
Kondisi dan situasi yang masih diliputi perbedaan itu disadari betul oleh Gamper. Dia ingin mendobraknya dan mempersatukan masyarakat lewat sepak bola. Pada 22 Oktober 1899, dia membuat iklan di majalah lokal. Isinya, dia ingin membentuk klub sepak bola dan siapa saja yang tertarik dipersilakan bergabung.

Sambutan masyarakat cukup luas. Sebagian datang dari masyarakat Inggris yang memang lebih dulu akrab dengan sepak bola. Terkumpul 12 orang yang tertarik dengan ide itu, termasuk Gamper sendiri.
Mereka beretnis Spanyol, Swiss, Jerman, dan Inggris. Ini justru menggembirakan, karena memang klub sepak bola yang akan didirikan tidak akan membeda-bedakan golongan. Sebut saja Lluis d'Osso, Enric Ducal, Pere Cabot, Carles Pujol, Josep Llobet, Bartomeu Terradas, Otto Kunzle (Spanyol), Otto Maier (Jerman), John Parsons, William Parsons, Gualteri Wild (Inggris), dan Gamper sendiri orang Swiss.
Pada 29 November 1899, pertemuan pertama dilakukan di Gymnasium Soler. Pertemuan itu langsung sukses membentuk klub sepak bola bernama FC Barcelona. Awalan Football Club karena terpengaruh gaya penamaan klub-klub Inggris.
Para pengikut rapat itu pula yang menjadi pemain pertama Barcelona. Selain membentuk klub, pertemuan tersebut juga langsung bisa mengangkat presiden. Gualteri Wild ditunjuk sebagai presiden pertama. Alasannya, dia punya teknik paling bagus diantara rekan-rekannya. Selain itu, kemampuannya juga banyak dikenal masyarakat Barcelona.
Tak lama setelah itu, Barcelona melakukan pertandingan pertama di Bonanova melawan tim ekspatriat dari Inggris. Barcelona kalah 0-1, tapi pertandingan itu punya kesan yang mendalam dan luas di hati masyarakat Barcelona. Segera setelah itu, Barcelona makin populer dan terus mendapat dukungan masyarakat.
Meski demikian, perjalanan awal klub ini tidaklah mulus. Barcelona tetap mengalami banyak rintangan. Terutama dalam usaha meleburkan berbagai perbedaan. Egoisme kelompok tertentu sempat mencuat kembali, hingga Gamper pernah ngambek dan pulang ke Swiss. Dia baru datang lagi pada 1908, karena diminta tolong memimpin klub tersebut.
Atas usaha Gamper yang tak kenal lelah, perbedaan itu lama-kelamaan lebur juga. Apalagi setelah Gamper menjadi presiden sejak 1910. Barcelona semakin kuat menempatkan diri bukan sebagai representasi satu golongan agama, tapi buat seluruh masyarakat Barcelona atau etnis Catalonia.
Dalam waktu yang tak lama, Barcelona muncul sebagai oasis di tengah masyarakat yang tadinya penuh prasangka dan sinisme. Klub ini menjadi simbol persatuan rakyat Catalonia, juga simbol identitas etnis mereka. Bahkan, mereka menilai Barcelona tak lagi sekedar klub sepak bola.
Rakyat Catalonia yang merindukan simbol identitas juga kebanggaan mereka, terwakilkan dalam klub Barcelona. Apalagi, dalam waktu singkat, klub ini cepat populer karena prestasi di kompetisi lokal.

Di Copa Del Rey pertama (1902), El Barca langsung berprestasi dan masuk final. Sayang, El Barca akhirnya dikalahkan Vizcaya de Bilbao 0-1. Namun, di kompetisi Liga Spanyol pertama pada 1928-1929, El Barca tampil perkasa dan juara. Popularitas El Barca pun langsung melesat, tak hanya di Spanyol tapi juga di Eropa.
Berkat kehadiran El Barca, masyarakat Kota Barcelona lebih bersatu. Blaugrana ibarat oasis yang menghapus semua perbedaan yang pernah ada. Kini, klub ini malah bagai pusat segala aspirasi, semangat, harapan, dan tujuan orang Catalonia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar